Mon-nas… harus berkaca pada produk [mobil-motor jepang] di era 60an…!!

Sempat tidak dipercaya pasar, namun berangsur-angsur mulai merajai pasar nasional di era 70an

Pas santai-santai di depan TV, SLR tak sengaja menonton acara INPERIUM di TV1. Disana dijabarkan awal-mula masuknya mobil-mobil ke pangsa pasar indonesia. Diawali jaman sebelum kemerdekaan  sampai 60an akhir dirajai oleh mobil-mobil amerika dan eropa. Dan di tahun 60an mobil jepang mulai masuk, nah mobil jepang macam Daihatsu mulai merojoki pasar. Nasibnya pun mirip-mirip dengan motor-motor nasional macam Minerva sekarang yaitu kepercayaan pasar sangat sedikit dan memberi image motor jepang pada waktu itu sebagai Mobil asal jadi alias tidak dibuat secara betul-betul.

awal-awal kemunculan kanzen sangat ramai, namun sejalan waktu mulai meredup

Namun sejalan dengan jalannya waktu, tahun demi tahun mobil jepang pun mulai diterima kalangan luas dan menggeser keberadaan mobil eropa dan amerika dikarenakan murahnya mobil jepang dan juga dikarenakan dari segi kualitas mobil jepang sudah mulai berangsur-angsur membaik.

Belajar dari kasus yang pernah terjadi pada mobil-mobil jepang dimasa lalu yang amat sulit dalam kepercayaan, seharusnya itu terjadi juga pada motor nasional. Walaupun dibilang motor asalan tetap memberikan yang terbaik… bukan omongan saja, akan tetapi bukti kepada konsumen. Misalnya si-V dengan tampang kerennya, jangan asal menjual tampang keren dan kualitas saja… berikan juga konsumen berupa performa. Part-part performa ini juga jangan kelas wahid dulu macam yang mahal-mahal, berikan konsumen barang yang murah namun jangan murahan. Semisal CDI, mau yang murah??? ya ambil aja dari Varrow. Karburatornya?? mau murah… ya pake aja PE28. Noken-as?? Apa sih sulitnya pabrikan ngelakuin riset buat noken-as yang bisa bikin kenceng, andalain mekanik lokal buat riset pertama. Trus noken-as tadi di copy menjadi buanyak… toh jaman sekarang udah canggih. hayooo apa lagi..??? Pokoknya manfaatkan yang lokal-lokal, toh barang lokal kualitasnya ga jelek kok dibandingkan beli utuh dari china yang ga karuan kualitasnya.

Pokoknya sangat buanyak celah guna menarik konsumen untuk membeli motor lokal, atau apa perlu pabrikan motor lokal konsul ama SLR… he he he sok pinter nieh… padahal gobloknya keterlaluan buanget. Ingat satu prinsip…..  Murah boleh… Asalkan saja tidak murahan.