Seberapapun kuatnya kita “Say no” pada produk china, tetap saja akan menggerogoti

tampang keren gini siapa yang ga ngiler siih??? tapi....

Kemarin sore selepas kerja, SLR menyempatkan diri untuk bermain dengan keponakan. Bersama-sama Bermain dengan mobil RC terbaru dengan tampang bak Nissan sky-line. Mumpung keponakan  main dengan RCnya, SLR pun tertarik tuk nyobainnya sendiri…. eh ternyata asyik bner ya…!! Tak dibiarkan kesempatan itu, SLR pun mencobanya dijalan depan rumah… waaah… larinya kuenceng sampe bisa nyalip keponakan SLR yang lagi naik sepeda, terus berpacu bermanufer dan drift… ngwiiiiiing…. EEeeh loh kok macet??? Setelah di kros-cek ternyata motornya hangus dan bagian brus’nya patah, masak dipake sekejap aja bisa hangus.

Saat main bongkar-bongkar itu SLR pun nemuin tulisan “made in china” disisi bawahnya, otak inipun berpikir, “ooaaallllaaah dasar barang cina, belum seberapa udah hangus”. itu tidak sekali SLR alami,dua hari sebelumnya RC bigfoot keponakan SLR pun motornya hangus dan itupun barang Made In China. Apakah begitu buruknya produk china??? Memang sih kedua mainan itu tidaklah dibeli dengan harga mahal, artinya maklum harganya jauh dibawah produk mainan kelas wahid.

Jika memang produk china kualitasnya kurang kenapa juga pedagang kita masih saja mengimpor barang-barang dari china??? Seperti judul diatas ‘Seberapapun kuatnya kita “Say no” pada produk china, tetap saja akan menggerogoti‘, produk china titaplah selalu eksis dipasaran dikarenakan harganya yang jauh dibawah rata-rata. Sesuai dengan kebiasaan masyarakat indonesia yang senangnya dengan produk murah, disuruh beli yang mahalpun perekonomian kita  tidak bisa menjangkau. Salahkah jika produk china yang kita beli itu mudah rusak??? Menurt SLR tidak, kita lah selaku konsumen yang salah, sudah tau produk itu mudah rusak tetap saja dibeli. Kita yang sudah tau tentang kualitas barang china bisa bilang “Say no”, gembar-gembor bilang barang china itu ga ada bagusnya, tapi bagaimana dengan konsumen beda segmen??? mereka tidaklah peduli dengan mudah rusaknya, yang penting punya dulu, entah itu barang apapun, mulai dari mainan, produk rumah tangga, sampai motor, urusan lainnya belakangan daaah.

Mengapa SLR bisa menulis ini,??? so pasti SLR juga sudah pengalam jadi orang dengan segmen”punya dulu”, trus apa selanjutnya??? SLR pun menjadi mempunyai pengalam bagaimana produk itu, dimana kelemahannya, apa solusinya. Mungkin diatara pembaca ada yang bilang SLR ini goblog mau aja beli motor yang terkenal akan powernya yang lelet plus kayak vibrator “minerva”, memang benar SLR ini teramat goblok dulu….dulu loh… tapi sekarangka nggak….sombong lo…. :D. Mumpung ngomongin Minerva,SLR akui untuk minerva tipe CBR wannabe gen 1-4 memang sangat buruk dari mesin yang getar plus loyo, kelistrikan jelek, body mudah pecah, tapi SLR salut dengan keseriusan Minerva mau berubah dan mengganti image motor cepat rusak dengan meluncurkan tipe VX, walaupun tetap aja masih loyo dipower. tipe 150VX pun dengan senang hati diterima pasaran dikarenakan 3 hal, kualitas yang membaik, tampang dan yang ketiga harga menjangkau. 

Ketiga hal yang bergaris bawahlah diataslah yang diharapkan pada produk china yang masuk Indonesia, boleh menggerogoti pasar Indonesia ini asalkan ketiga hal tadi yang terpenuh. Jangan seperti mainan keponakan SLR yang belum seberapa sudah rusak…..

eeeiiit…. sebagai catatan SLR tidaklah memihak ke produk china ataupun produk yang lainnya, SLR tetaplah independent… Sumpaaaah deeeeh…. 😀

kunjungi juga Sport-bike blog